Wana Karya Lestari melalukan penataan area Hutan Desa Kemutug Lor untuk mempersiapkan masa depan baru.
Dalam upaya melindungi keanekaragaman hayati dan mencegah aktivitas perburuan liar, Wana Karya Lestari bersama Pemerintah Desa Kemutug Lor dan Karang Taruna melakukan pemasangan rambu-rambu larangan berburu di berbagai titik strategis dalam kawasan Hutan Desa Kemutug Lor. Kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam menjaga ekosistem hutan tetap lestari serta memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang merusak lingkungan.
Komitmen Bersama untuk Konservasi
Pemasangan rambu-rambu ini dilakukan di jalur utama hutan, lokasi strategis dekat habitat satwa liar, serta di beberapa titik rawan yang sebelumnya pernah ditemukan tanda-tanda aktivitas perburuan. Rambu ini berisi pesan-pesan tegas mengenai larangan berburu serta konsekuensi hukum bagi pelanggar.
Ketua Wana Karya Lestari, Daryono, menyampaikan bahwa pemasangan rambu ini bukan hanya sekadar tanda larangan, tetapi juga merupakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat sekitar agar lebih sadar akan pentingnya menjaga kelestarian hutan.
“Hutan Desa Kemutug Lor adalah rumah bagi banyak satwa liar, termasuk burung-burung yang menjadi daya tarik bagi pengamat burung. Dengan adanya rambu ini, kami berharap masyarakat lebih sadar dan tidak lagi melakukan perburuan liar,” ujar Daryono.
Dukungan dari Pemerintah Desa dan Karang Taruna
Pemerintah Desa Kemutug Lor turut serta dalam kegiatan ini sebagai bentuk dukungan terhadap kelestarian lingkungan. Kepala desa menyampaikan bahwa perlindungan hutan harus dilakukan secara bersama-sama, bukan hanya oleh pengelola hutan, tetapi juga oleh seluruh masyarakat.
Selain itu, Karang Taruna Desa Kemutug Lor juga berperan aktif dalam pemasangan rambu-rambu ini. Keterlibatan generasi muda menjadi bukti bahwa kepedulian terhadap lingkungan sudah mulai tertanam sejak dini.
Harapan dan Langkah Ke Depan
Dengan adanya rambu-rambu ini, diharapkan tidak ada lagi aktivitas perburuan liar di kawasan Hutan Desa Kemutug Lor. Namun, pemasangan rambu bukanlah langkah akhir. Wana Karya Lestari bersama tim patroli akan terus melakukan pengawasan secara rutin untuk memastikan kawasan hutan tetap aman dari aktivitas ilegal.
“Pemasangan rambu ini adalah langkah awal. Ke depannya, kami akan terus melakukan sosialisasi, patroli, dan mengajak lebih banyak pihak untuk berperan dalam menjaga kelestarian hutan,” tambah Daryono.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, Hutan Desa Kemutug Lor dapat terus menjadi kawasan yang aman bagi satwa liar serta menjadi contoh nyata pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang berkelanjutan.

Manfaat Melestarikan Satwa Liar untuk Masa Depan Wisata Hutan Desa Kemutug Lor
Pemasangan rambu-rambu larangan berburu di Hutan Desa Kemutug Lor bukan hanya tentang melindungi satwa liar, tetapi juga bagian dari perencanaan jangka panjang dalam menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata berbasis konservasi. Dengan membiarkan satwa tetap hidup dan berkembang di habitatnya, masyarakat sekitar justru bisa mendapatkan manfaat ekonomi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan aktivitas perburuan.
Satwa Hidup, Ekonomi Berjalan
Dalam beberapa tahun ke depan, Hutan Desa Kemutug Lor dirancang menjadi kawasan ekowisata yang mengandalkan keindahan alam serta keanekaragaman hayatinya, termasuk burung dan satwa liar lainnya. Salah satu potensi besar dari keberadaan satwa adalah berkembangnya wisata avitourism (pengamatan burung) dan wisata edukasi alam, yang bisa menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat.
Beberapa manfaat dari membiarkan satwa hidup di hutan antara lain:
1. Meningkatkan Daya Tarik Wisata
• Dengan banyaknya burung dan satwa liar, kawasan ini akan menarik perhatian wisatawan, terutama pecinta alam dan pengamat burung.
• Wisatawan akan datang tidak hanya untuk mendaki, tetapi juga untuk menikmati keanekaragaman hayati yang masih terjaga.
2. Memberikan Sumber Pendapatan Berkelanjutan
• Jika satwa tetap hidup dan berkembang biak di hutan, maka daya tarik wisata akan bertahan lama dan tidak habis seperti halnya hasil buruan.
• Warga bisa mendapatkan keuntungan dari berbagai sektor, seperti pemandu wisata, penginapan, kuliner, hingga penyewaan alat birdwatching dan fotografi satwa.
3. Menjaga Ekosistem dan Keberlanjutan Alam
• Satwa liar memiliki peran penting dalam keseimbangan ekosistem, seperti membantu penyebaran biji pohon dan mengendalikan populasi serangga atau hama secara alami.
• Jika ekosistem tetap stabil, hutan akan terus lestari dan mampu memberikan manfaat ekonomi jangka panjang.
4. Meningkatkan Kesadaran dan Edukasi Lingkungan
• Hutan Desa Kemutug Lor juga bisa menjadi tempat edukasi bagi generasi muda dan wisatawan untuk belajar tentang konservasi dan pentingnya menjaga kelestarian alam.
• Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, perburuan liar akan semakin berkurang dan lingkungan akan lebih terjaga.
Langkah-Langkah Ke Depan
Untuk memastikan bahwa kawasan ini benar-benar bisa menjadi destinasi wisata berbasis konservasi, Wana Karya Lestari akan terus melakukan berbagai upaya, seperti:
• Mengembangkan jalur wisata edukasi dan avitourism yang memungkinkan wisatawan mengamati satwa di habitat aslinya tanpa mengganggu keseimbangan alam.
• Meningkatkan patroli dan pengawasan hutan agar tidak ada lagi aktivitas perburuan liar yang dapat mengganggu ekosistem.
• Melibatkan masyarakat dalam program ekowisata seperti pelatihan pemandu wisata, penyediaan homestay, dan usaha berbasis hasil hutan bukan kayu (HHBK).
• Bekerja sama dengan berbagai pihak seperti akademisi, komunitas lingkungan, dan pemerintah untuk memperkuat pengelolaan wisata berbasis konservasi.
Dengan adanya perencanaan ini, Hutan Desa Kemutug Lor akan menjadi contoh bagaimana konservasi dapat berjalan berdampingan dengan kesejahteraan masyarakat. Jika satwa tetap hidup, alam tetap lestari, maka manfaat ekonomi akan terus mengalir tanpa merusak lingkungan.
Ini bukan hanya tentang menyelamatkan satwa dari perburuan, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih baik bagi ekosistem dan generasi mendatang. 🌿🐦
0 Komentar