Baturraden Lestari Resmi Dibuka, Jalur Pendakian Baru Gunung Slamet Hadir Lebih Dekat dan Bersahabat
Baturraden, 10 Mei 2025 — Jalur pendakian Gunung Slamet via Baturraden Lestari resmi diluncurkan sebagai salah satu jalur pendakian terbaru yang mengusung konsep konservasi dan edukasi. Launching jalur ini menjadi tonggak baru dalam pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat di Kabupaten Banyumas.
Berada di wilayah Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, jalur Baturraden Lestari hadir dengan keunggulan utama: akses yang paling strategis di antara jalur pendakian Gunung Slamet lainnya. Hanya sekitar 20 menit dari Stasiun dan Terminal Purwokerto, jalur ini sangat cocok bagi pendaki luar kota maupun wisatawan lokal yang mencari pengalaman alam tanpa harus menempuh perjalanan panjang ke basecamp.
Konservasi dan Kearifan Lokal
Dikelola bersama oleh masyarakat desa dan para pegiat konservasi, Baturraden Lestari tidak hanya menjadi jalur pendakian, tetapi juga ruang edukasi dan pelestarian hutan. Dalam kegiatan perdananya, tim pengelola telah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung: pos pendakian, rambu-rambu, serta ranger siaga yang akan menemani dan memastikan keamanan selama pendakian.
Beragam Aktivitas Alam
Jalur ini tidak hanya terbuka untuk pendakian reguler. Wisatawan juga bisa menikmati pengalaman forest healing, birdwatching, trail run, camping, hingga bushcrafting. Sistem reservasi daring sedang disiapkan agar pengunjung bisa lebih mudah merencanakan perjalanannya.
Biaya dan Promo Launching
Untuk pendakian, pengunjung dikenai biaya Rp50.000 per orang, yang sudah mencakup tiket masuk Palawi dan asuransi. Selama masa promo launching, pengunjung akan mendapatkan gratis parkir dan ojek ke titik nol pendakian.
Sementara untuk aktivitas birdwatching, tersedia paket khusus dengan biaya Rp70.000 per orang (minimal 5 orang) termasuk pemandu berpengalaman.
Menuju Jalur Pendakian yang Ramah dan Terbuka
Dengan konsep yang kuat, semangat gotong royong, serta komitmen pelestarian, jalur Baturraden Lestari siap menjadi pionir dalam pendakian Gunung Slamet yang ramah, terorganisir, dan dekat dengan kota.

basecamp baturraden lestari sebelum launching
Semangat Desa Kemutug Lor dalam Mengelola Perhutanan Sosial
Launching jalur pendakian Baturraden Lestari bukan hanya membuka akses baru ke Gunung Slamet, tetapi juga menandai komitmen Desa Kemutug Lor dalam mengelola hutan secara berkelanjutan melalui skema perhutanan sosial.
Jalur pendakian ini berada di kawasan hutan negara yang menjadi bagian dari izin perhutanan sosial yang diberikan kepada masyarakat desa. Melalui skema ini, masyarakat tidak hanya diberi hak kelola, tetapi juga diamanahi untuk menjaga, merawat, dan memanfaatkan hutan secara lestari demi kesejahteraan bersama.
Warga dan tim pengelola di Desa Kemutug Lor menyadari bahwa keberadaan hutan bukan sekadar sumber daya, melainkan juga warisan yang harus dijaga. Oleh karena itu, dengan jalur pendakian sebagai pintu masuknya, desa ingin menghadirkan model pengelolaan ekowisata yang berbasis konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Mulai dari pelatihan ranger, pembangunan fasilitas, penyusunan sistem reservasi, hingga keterlibatan pemuda dan ibu-ibu desa dalam mendukung logistik dan jasa pendukung, semua menjadi bukti kesungguhan Desa Kemutug Lor dalam menjadikan hutan sebagai sumber kehidupan, bukan ancaman.
Melalui Baturraden Lestari, desa ingin menunjukkan bahwa hutan bisa dijaga sambil dinikmati, dan bisa dimanfaatkan tanpa harus dirusak. Inilah semangat yang terus dibawa oleh masyarakat: lestari hutannya, sejahtera warganya.

indahnya gunung slamet
Mimpi Besar Desa Kemutug Lor: Hutan yang Menyejahterakan
Di balik pembukaan jalur Baturraden Lestari, ada mimpi besar yang tumbuh dari desa kecil di lereng Gunung Slamet ini. Desa Kemutug Lor tidak hanya ingin dikenal sebagai titik awal pendakian, tetapi juga sebagai contoh desa yang berhasil mengelola hutan untuk masa depan warganya.
Masyarakat membayangkan hutan tidak lagi menjadi ruang sunyi yang dijauhi, tetapi menjadi tempat belajar, bekerja, dan tumbuh bersama. Melalui kegiatan wisata alam, edukasi lingkungan, dan penguatan ekonomi berbasis jasa lingkungan, Desa Kemutug Lor ingin membuktikan bahwa desa bisa menjadi motor utama konservasi.
Mimpi itu terwujud secara bertahap: hadirnya ranger-ranger muda, terbentuknya tim pengelola yang profesional, keterlibatan kelompok pemuda dan perempuan, hingga hadirnya pengunjung yang mulai datang dan menginap di rumah-rumah warga.
Bagi warga Kemutug Lor, mimpi ini bukan tentang menjadi terkenal, tetapi tentang menjadi mandiri dan bermartabat, dengan tetap berpijak pada nilai-nilai lokal dan harmoni dengan alam. Mereka percaya, perhutanan sosial bukan sekadar izin dari negara, tapi kepercayaan yang harus dijaga dengan sungguh-sungguh.
Dan kini, dengan langkah awal yang telah diambil lewat jalur Baturraden Lestari, mimpi itu mulai menemukan jalannya.
0 Komentar