+6285747717445

karyalestariw@gmail.com

Web Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Logo Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Web Development

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

White Labeling

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

VIEW ALL SERVICES 

Diskusi – 

0

Diskusi – 

0

Mau Lembaga Hutan Anda Naik Level? Simak Jawabannya Disini!

Melung, Kedungbanteng, Banyumas – Dalam acara Rembug Desa Membangun yang diadakan pada 13 Desember 2024, Aris Kurniawan, S.Sos., M.Comn, Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan (LAIP) dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), menekankan pentingnya digitalisasi untuk lembaga pengelola hutan seperti LPHD, LMDH, dan Kelompok Tani Hutan (KTH). Beliau menyebutkan bahwa digitalisasi tidak hanya membantu mempercepat kerja administrasi tetapi juga membuka peluang kolaborasi dan transparansi yang lebih luas.

Digitalisasi untuk Efisiensi dan Transparansi

Aris menjelaskan bahwa digitalisasi memungkinkan lembaga pengelola hutan untuk mengelola data dengan lebih efektif, mulai dari inventarisasi aset hingga perencanaan program berbasis data. Melalui platform digital, laporan aktivitas, hasil hutan, hingga rencana kerja dapat dipublikasikan dan diakses dengan mudah, tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat.

“Digitalisasi adalah kebutuhan, bukan lagi pilihan, terutama di era modern ini. LPHD, LMDH, dan KTH perlu beradaptasi dengan teknologi agar lebih terhubung dan dapat meningkatkan dampak kegiatan mereka,” ujar Aris.

Apresiasi untuk Wana Karya Lestari

Dalam kesempatan yang sama, Aris memberikan apresiasi khusus kepada Akbar Bahaulloh dan tim dari Wana Karya Lestari, yang telah mengambil langkah nyata dalam mendigitalisasi aktivitas mereka. Dengan membangun website, memanfaatkan media sosial, serta membuat dokumentasi online, Wana Karya Lestari telah menjadi contoh sukses lembaga pengelola hutan yang bertransformasi ke arah digital.

“Saya sangat mengapresiasi Wana Karya Lestari. Digitalisasi mereka menunjukkan bahwa lembaga berbasis masyarakat bisa menjadi lebih profesional dan transparan. Semoga ini bisa menjadi inspirasi bagi LPHD, LMDH, dan KTH lainnya di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Manfaat Digitalisasi untuk Lembaga Pengelola Hutan

Dalam sesi diskusi, Aris juga menyoroti beberapa manfaat digitalisasi untuk lembaga pengelola hutan:

  1. Promosi Ekowisata dan Produk Lokal: Dengan media digital, potensi wisata alam dan hasil hutan dapat diperkenalkan ke pasar yang lebih luas.
  2. Transparansi dan Akuntabilitas: Digitalisasi mempermudah pelaporan program, pengelolaan anggaran, dan evaluasi kegiatan.
  3. Peningkatan Kolaborasi: Platform digital membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat umum.
  4. Efisiensi Administrasi: Data dan dokumen yang tersimpan secara digital mempermudah akses, mempercepat pengambilan keputusan, dan meminimalkan risiko kehilangan data.

Mendorong Percepatan Digitalisasi

Untuk mendorong percepatan digitalisasi di lembaga pengelola hutan, Aris mengusulkan dukungan dari Komdigi berupa pelatihan teknologi digital dan pendampingan untuk membangun infrastruktur digital yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing lembaga.

“Kami di Komdigi siap membantu lembaga-lembaga seperti LPHD, LMDH, dan KTH untuk mewujudkan digitalisasi. Ini adalah investasi penting untuk masa depan yang lebih efisien, transparan, dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Harapan ke Depan

Digitalisasi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga perubahan pola pikir. Melalui langkah-langkah seperti yang dilakukan oleh Wana Karya Lestari, diharapkan lembaga pengelola hutan lainnya dapat mengikuti jejak yang sama, sehingga keanekaragaman hayati dan potensi lokal yang dikelola bisa lebih dikenal dan berdampak lebih luas. 🌿✨

Langkah Mudah Digitalisasi yang Wajib Dicoba Pengelola Hutan

Dalam sesi diskusi, Aris Kurniawan memberikan pesan penting untuk LPHD, LMDH, dan KTH lainnya agar segera memulai langkah digitalisasi. Meskipun digitalisasi sering dianggap sebagai sesuatu yang rumit atau membutuhkan banyak persiapan, langkah pertama yang sederhana bisa menjadi awal dari perubahan besar.

“Tidak perlu terlalu idealis atau menunggu hingga sempurna, yang penting mulai dulu. Konten yang Anda buat tidak harus langsung sempurna, cukup upload dan perbaiki seiring waktu. Kesalahan di awal itu wajar,” ujar Aris.

Mengatasi Tantangan Digitalisasi

Aris juga memahami bahwa memulai digitalisasi bisa penuh tantangan, mulai dari keterbatasan infrastruktur, kurangnya pemahaman teknologi, hingga kekhawatiran soal hasil yang tidak sesuai ekspektasi. Namun, ia menekankan bahwa semua proses pasti memiliki pembelajaran, dan usaha kecil yang konsisten akan membawa hasil yang luar biasa.

“Jangan biarkan ketakutan menghalangi. Mulailah dengan apa yang Anda miliki. Bahkan menggunakan smartphone untuk mendokumentasikan kegiatan sederhana seperti penanaman pohon, panen hasil hutan, atau aktivitas kelompok tani adalah langkah yang sangat berarti,” tambahnya.

Strategi Sederhana untuk Digitalisasi

  1. Gunakan Apa yang Ada
    Tidak perlu langsung membeli kamera mahal atau alat canggih. Smartphone yang ada di tangan Anda sudah cukup untuk mulai mendokumentasikan kegiatan harian.
  2. Upload Konten Secara Konsisten
    Konsistensi adalah kunci. Tidak perlu terlalu memikirkan kualitas konten di awal, yang penting adalah terus mengunggah dan belajar dari respons audiens.
  3. Mulai dari Media Sosial
    Platform seperti Instagram, Facebook, atau YouTube adalah alat yang mudah dan gratis untuk memulai. Foto sederhana dari hasil hutan, suasana rapat kelompok, atau pemandangan hutan dapat menarik perhatian dan memperluas jangkauan informasi.
  4. Pelajari dari Komunitas Lain
    Wana Karya Lestari adalah contoh nyata bagaimana lembaga pengelola hutan bisa memulai langkah digitalisasi. Mengikuti jejak mereka atau meminta saran dari komunitas yang sudah lebih dulu berpengalaman bisa mempercepat proses belajar.

Pentingnya Keberanian untuk Memulai

Perubahan tidak terjadi dalam semalam, tetapi setiap langkah kecil menuju digitalisasi akan mendatangkan hasil besar di masa depan. Aris Kurniawan menegaskan bahwa digitalisasi tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang membangun cerita dan hubungan dengan audiens.

“Hutan kita memiliki banyak cerita yang indah, mulai dari flora, fauna, hingga kehidupan masyarakat sekitar. Semua cerita itu pantas untuk dibagikan. Dengan digitalisasi, kita membuka jendela bagi dunia untuk melihat dan mendukung apa yang kita lakukan,” tutupnya.

Harapan untuk Masa Depan

Dengan dorongan untuk memulai dari langkah sederhana, diharapkan lebih banyak LPHD, LMDH, dan KTH yang terinspirasi untuk mendokumentasikan dan mempromosikan aktivitas mereka. Melalui digitalisasi, potensi besar di dalam hutan Indonesia dapat dikenalkan ke dunia, membawa manfaat ekonomi, sosial, dan ekologi yang lebih besar bagi masyarakat. 🌿✨

Tanya Jawab

1. Apa itu digitalisasi, dan mengapa penting untuk lembaga pengelola hutan?

Digitalisasi adalah proses mengubah informasi dan aktivitas manual ke dalam format digital untuk mempermudah pengelolaan, akses, dan kolaborasi.
Bagi lembaga pengelola hutan, digitalisasi penting karena:

  • Mempermudah pengelolaan data.
  • Membantu promosi potensi hutan dan produk lokal.
  • Membuka akses ke peluang kerja sama dengan pemerintah, swasta, dan masyarakat.
  • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

2. Apa langkah pertama yang harus dilakukan untuk memulai digitalisasi?

Langkah pertama yang sederhana adalah mulai mendokumentasikan kegiatan rutin menggunakan perangkat yang ada, seperti smartphone. Hasil dokumentasi ini bisa langsung diunggah ke media sosial atau situs sederhana untuk membangun rekam jejak digital.


3. Apakah digitalisasi memerlukan biaya besar?

Tidak selalu. Digitalisasi bisa dimulai dengan perangkat sederhana seperti smartphone dan menggunakan platform gratis, seperti Facebook, Instagram, atau Youtube. Biaya baru diperlukan jika ingin meningkatkan kualitas dengan peralatan atau platform yang lebih canggih.


4. Apa manfaat utama digitalisasi bagi LPHD, LMDH, dan KTH?

Manfaat utama digitalisasi meliputi:

  • Peningkatan efisiensi dalam pengelolaan data dan administrasi.
  • Peluang promosi potensi lokal ke audiens yang lebih luas.
  • Transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan kegiatan kepada masyarakat dan pemerintah.
  • Kolaborasi yang lebih luas dengan sektor swasta, pemerintah, dan LSM.

5. Konten seperti apa yang perlu diunggah oleh lembaga pengelola hutan?

Lembaga pengelola hutan bisa mengunggah:

  • Dokumentasi kegiatan, seperti penanaman pohon atau rapat kelompok.
  • Informasi produk lokal hasil hutan.
  • Foto dan video ekowisata, seperti jalur pendakian atau birdwatching.
  • Cerita sukses dari anggota atau masyarakat sekitar.

6. Bagaimana jika konten yang diunggah tidak sempurna?

Tidak masalah. Konten yang sempurna tidak harus menjadi prioritas utama. Lebih penting untuk mengunggah secara konsisten dan memperbaiki kualitas seiring waktu. Dengan praktik yang terus menerus, hasil yang diunggah akan semakin baik.


7. Apa kendala yang biasanya dihadapi lembaga pengelola hutan saat memulai digitalisasi?

Beberapa kendala yang sering muncul adalah:

  • Keterbatasan perangkat teknologi.
  • Minimnya pengetahuan tentang pengelolaan media digital.
  • Ketakutan akan respons negatif dari audiens.
  • Kurangnya akses internet di beberapa wilayah.

8. Bagaimana cara mengatasi kendala digitalisasi?

  • Mulailah dengan alat yang tersedia, seperti smartphone.
  • Gunakan platform gratis yang mudah diakses.
  • Ikuti pelatihan digital atau belajar dari komunitas yang sudah berpengalaman.
  • Libatkan anggota muda yang paham teknologi untuk membantu mengelola konten digital.

9. Adakah contoh lembaga pengelola hutan yang berhasil mendigitalisasi aktivitas mereka?

Wana Karya Lestari adalah salah satu contoh sukses lembaga pengelola hutan yang telah memulai langkah digitalisasi. Mereka menggunakan website dan media sosial untuk mempromosikan kegiatan serta mengelola data dengan lebih transparan.


10. Apakah pemerintah mendukung digitalisasi lembaga pengelola hutan?

Ya, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendukung upaya digitalisasi dengan memberikan pelatihan, pendampingan, dan infrastruktur teknologi yang diperlukan untuk lembaga pengelola hutan.

Wana Karya Lestari Kemutug Lor

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mungkin Anda tertarik tulisan ini