Wana Karya Lestari Ikuti Rembug Desa Membangun di Balai Desa Melung
Kemutug Lor, Baturraden – Wana Karya Lestari, melalui perwakilannya Daryono, turut berpartisipasi dalam kegiatan Rembug Desa Membangun, sebuah forum strategis yang digelar di Balai Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas pada Jumat, 13 Desember 2024. Acara ini bertujuan merumuskan strategi kolaborasi multipihak untuk percepatan pengentasan kemiskinan di desa-desa Indonesia.
Acara ini diinisiasi oleh Gerakan Desa Membangun (GDM) dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perangkat desa, kelompok tani, pelaku UMKM, pendamping desa, akademisi, LSM, serta sektor swasta. Dalam forum tersebut, para narasumber membahas kebijakan, inovasi digital, dan potensi lokal sebagai pilar utama dalam mengatasi kemiskinan.
Kontribusi Wana Karya Lestari dalam Diskusi
Sebagai bagian dari kelompok pengelola Perhutanan Sosial (PS KHDPK), Daryono menyampaikan potensi besar yang dimiliki oleh kawasan Hutan Desa Kemutug Lor. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengoptimalkan hasil dari program Perhutanan Sosial, baik melalui pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan maupun pemberdayaan masyarakat lokal.
Daryono juga memberikan pandangan tentang pengembangan berbasis potensi hutan desa. “Dengan memanfaatkan kearifan lokal dan dukungan teknologi digital, kita bisa mengelola sumber daya dengan lebih efektif untuk mendukung pengentasan kemiskinan,” ungkapnya.
Digitalisasi Desa sebagai Pengungkit Ekonomi
Salah satu sesi menarik dalam acara tersebut adalah pembahasan tentang digitalisasi desa oleh narasumber dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Digitalisasi dinilai sebagai alat penting dalam mendukung pembangunan desa dan pengentasan kemiskinan. Dalam konteks ini, Wana Karya Lestari melalui digitalisasi aktivitasnya, seperti pembuatan website dan dokumentasi online, menjadi salah satu contoh konkret bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan transparansi dan efektivitas pengelolaan.
Hasil yang Diharapkan
Rembug Desa Membangun menghasilkan beberapa rekomendasi strategis, antara lain:
- Meningkatkan kolaborasi multipihak untuk mendukung pembangunan desa yang berdaya saing.
- Mengembangkan model implementasi berbasis praktik terbaik untuk diaplikasikan di desa lain.
- Memanfaatkan teknologi digital untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Daryono menambahkan, komitmen bersama yang terbangun dalam acara ini akan menjadi dorongan kuat untuk memajukan desa-desa di lereng selatan Gunung Slamet, termasuk Desa Kemutug Lor yang menjadi basis kegiatan Wana Karya Lestari.
Dengan keikutsertaan dalam forum ini, Wana Karya Lestari mempertegas perannya sebagai pengelola hutan berbasis masyarakat yang siap berkontribusi untuk mewujudkan desa mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan. 🌿✨
Perhutanan Sosial sebagai Solusi Pengentasan Kemiskinan di Desa
Diskusi dalam Rembug Desa Membangun menyoroti bagaimana program Perhutanan Sosial dapat menjadi salah satu strategi utama untuk mendukung percepatan pengentasan kemiskinan di wilayah perdesaan. Perhutanan Sosial, yang bertujuan untuk memberikan akses legal kepada masyarakat dalam pengelolaan hutan, menjadi langkah konkret dalam memberdayakan desa secara ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Dalam konteks Desa Kemutug Lor, Wana Karya Lestari telah menunjukkan bagaimana pengelolaan hutan berbasis masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan lokal. Dengan memanfaatkan ruang pemanfaatan seluas 247 hektar, mereka tidak hanya mengelola hasil hutan bukan kayu seperti madu dan produk herbal, tetapi juga mengembangkan ekowisata berbasis konservasi.
Potensi Perhutanan Sosial untuk Desa Mandiri
Perhutanan Sosial menawarkan berbagai peluang ekonomi bagi desa, seperti:
- Pengelolaan Hasil Hutan Non-Kayu: Produk seperti madu, buah-buahan, atau tumbuhan herbal dapat menjadi sumber pendapatan tambahan.
- Ekowisata Berbasis Komunitas: Dengan memanfaatkan keindahan alam, masyarakat dapat mengembangkan jalur pendakian, birdwatching, atau camping ground untuk menarik wisatawan.
- Pemberdayaan Kelompok Tani: Kolaborasi multipihak dalam pengelolaan hutan dapat menciptakan peluang kerja dan pelatihan keterampilan untuk masyarakat desa.
Namun, tantangan seperti izin pengelolaan yang belum sepenuhnya terealisasi menjadi hambatan yang harus segera diatasi. Dalam diskusi ini, LPMDPH dan para peserta sepakat bahwa percepatan penerbitan izin merupakan langkah pertama yang mendesak untuk membuka potensi ekonomi di kawasan hutan desa.

Sinergi Multipihak untuk Pembangunan Desa
Sinergi Multipihak untuk Pembangunan Desa
Rembug Desa Membangun menjadi bukti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk membangun desa yang berdaya saing. Perhutanan Sosial menjadi contoh konkret bagaimana program berbasis masyarakat dapat menjadi solusi komprehensif untuk mengurangi tingkat kemiskinan.
Dengan pendekatan seperti ini, desa-desa di Indonesia, termasuk yang berada di lereng selatan Gunung Slamet, dapat menjadi model pembangunan berbasis kemandirian dan pelestarian lingkungan. Wana Karya Lestari, sebagai bagian dari kelompok Perhutanan Sosial, terus berkomitmen untuk memainkan peran aktif dalam mendukung program ini demi kemajuan masyarakat desa. 🌿
0 Komentar