+6285747717445

karyalestariw@gmail.com

Web Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Logo Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Web Development

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

White Labeling

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

VIEW ALL SERVICES 

Diskusi – 

2

Diskusi – 

2

Sedekah Alam: Tradisi Purwosari yang Bisa Menjadi Inspirasi Kemutug Lor

Sedekah Alam: Inspirasi Konsep dari Purwosari untuk Kemutug Lor

Kemutug Lor, Baturraden – Salah satu tradisi unik dari Desa Purwosari, Kulonprogo, dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Kemutug Lor dalam mengembangkan konsep penghormatan terhadap alam. Tradisi tersebut dikenal sebagai “Sedekah Alam”, di mana warga Purwosari secara rutin memberikan makanan berupa buah seperti pisang dan pepaya yang diletakkan di pekarangan rumah. Tradisi ini menjadi bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Kuasa atas ciptaan-Nya, sekaligus sebagai penghormatan kepada makhluk lain yang hidup di sekitar lingkungan.

Makna di Balik Tradisi Sedekah Alam

Tradisi ini tidak hanya bersifat simbolis tetapi juga memiliki manfaat nyata bagi ekosistem. Buah yang ditaruh di pekarangan dimanfaatkan oleh satwa liar seperti burung, dan hewan kecil lainnya. Dengan memberikan ruang dan sumber makanan bagi satwa, tradisi ini secara tidak langsung membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Di Purwosari, Sedekah Alam dilakukan sebagai wujud syukur atas hasil bumi yang melimpah sekaligus sebagai pengingat bahwa manusia adalah bagian dari ekosistem yang lebih besar. Tradisi ini juga menjadi penghubung antara manusia dengan alam, mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan tanggung jawab bersama.

Potensi Implementasi di Kemutug Lor

Kemutug Lor, yang merupakan salah satu desa penyangga kawasan Gunung Slamet, dapat mengadopsi konsep Sedekah Alam ini sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan. Selain menjaga keberlanjutan ekosistem, tradisi ini dapat menjadi daya tarik wisata baru yang menggambarkan harmoni antara manusia dan alam.

Aji Setiawan, Perwakilan dari Wana Karya Lestari menyebutkan bahwa tradisi seperti ini sejalan dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat Kemutug Lor, khususnya dalam program Perhutanan Sosial. “Tradisi Sedekah Alam bisa menjadi inspirasi bagi kami untuk mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dengan pelestarian alam. Ini adalah langkah kecil yang memiliki dampak besar bagi ekosistem,” ujar Aji Setiawan.

Langkah Implementasi

Untuk menerapkan konsep ini, Wana Karya Lestari dapat menginisiasi diskusi dengan masyarakat dan komunitas lokal untuk menyesuaikan tradisi Sedekah Alam dengan kearifan lokal Kemutug Lor. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  • Edukasi Masyarakat: Memberikan pemahaman tentang manfaat tradisi ini bagi ekosistem dan kehidupan satwa liar.
  • Kolaborasi dengan Wisatawan: Mengajak wisatawan yang berkunjung ke Hutan Desa Kemutug Lor untuk turut serta dalam Sedekah Alam.
  • Integrasi dengan Program Ekowisata: Menghubungkan tradisi ini dengan aktivitas wisata seperti avitourism dan ekowisata berbasis edukasi.

Harapan ke Depan

Dengan mengadopsi konsep seperti Sedekah Alam, Kemutug Lor dapat memperkuat hubungan spiritual dan ekologis warganya, sekaligus meningkatkan daya tarik desa sebagai destinasi wisata berbasis konservasi. Semoga tradisi seperti ini bisa menjadi gerakan kolektif yang memperkuat komitmen masyarakat terhadap pelestarian alam. 🌿

Sedekah Alam: Tradisi Purwosari yang Bisa Menjadi Inspirasi Kemutug Lor. Foto oleh Ikmal Maulanal Huda/Burung Indonesia

Langkah Strategis Wana Karya Lestari: Penanaman Pohon Produktif untuk Ekosistem dan Masyarakat

Sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan yang sejalan dengan konsep Sedekah Alam, Wana Karya Lestari berencana memanfaatkan ruang pemanfaatan seluas 25 hektar di kawasan Hutan Desa Kemutug Lor untuk menanam pohon produktif. Pohon-pohon ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sekitar tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan ketersediaan makanan di hutan, yang akan membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlangsungan hidup satwa liar.

Manfaat Penanaman Pohon Produktif

  1. Dukungan bagi Kehidupan Satwa Liar
    Pohon-pohon produktif seperti nangka, sukun, alpukat, dan durian akan menjadi sumber makanan alami bagi satwa liar, termasuk burung, monyet, dan hewan lainnya yang hidup di kawasan hutan desa. Dengan meningkatkan ketersediaan makanan, pohon-pohon ini akan mengurangi potensi konflik antara manusia dan satwa liar yang kerap terjadi karena satwa mencari makan di lahan pertanian warga.
  2. Manfaat Ekonomi bagi Masyarakat
    Pohon produktif yang ditanam juga akan memberikan hasil panen yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti buah-buahan untuk konsumsi maupun dijual. Hal ini sesuai dengan prinsip Perhutanan Sosial yang mengintegrasikan pelestarian lingkungan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.
  3. Peningkatan Kualitas Lingkungan
    Selain memberikan manfaat ekonomi dan ekologis, pohon produktif juga berfungsi sebagai peneduh, penyerap karbon, dan pelindung tanah dari erosi. Dengan menanam pohon produktif, kawasan ini diharapkan menjadi lebih hijau dan nyaman bagi masyarakat maupun wisatawan.

Rencana Implementasi

Untuk merealisasikan rencana ini, Wana Karya Lestari akan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat desa, komunitas pecinta alam, dan wisatawan yang ingin berpartisipasi dalam program penanaman. Berikut langkah-langkah yang direncanakan:

  • Identifikasi Lahan dan Jenis Pohon
    Menentukan lokasi strategis di area ruang pemanfaatan serta memilih jenis pohon yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim kawasan Gunung Slamet.
  • Pelibatan Masyarakat Lokal
    Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara menanam dan merawat pohon, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan secara optimal.
  • Kolaborasi dengan Mitra
    Bekerja sama dengan organisasi seperti Burung Indonesia dan instansi pemerintah untuk mendapatkan dukungan teknis, bibit pohon, dan pendanaan.
  • Monitoring dan Pemeliharaan
    Memastikan pohon-pohon yang ditanam tumbuh dengan baik melalui pengawasan dan perawatan rutin.

Harapan Jangka Panjang

Penanaman pohon produktif ini diharapkan dapat menciptakan harmoni antara manusia dan alam di kawasan Hutan Desa Kemutug Lor. Selain memperkuat ketahanan ekosistem, langkah ini juga mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat desa. Dengan keberadaan pohon produktif yang memberikan manfaat ganda, kawasan ini dapat menjadi model pengelolaan hutan desa berbasis konservasi dan produktivitas.

Wana Karya Lestari mengundang semua pihak yang peduli pada pelestarian lingkungan untuk mendukung inisiatif ini. Bersama-sama, kita dapat menjaga alam sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 🌳✨

Tags:

Wana Karya Lestari Kemutug Lor

2 Komentar

  1. Anonim

    Rencana implementasi yang akan dilakukan yaitu, identifikasi lahan dan jenis pohon & monitoring dan pemeliharaan. Kedua kegiatan tsb dilakukan di hutan, sedangkan sedekah alam dilakukan di pekarangan rumah. Bagaimana agar satwa seperti burung, bisa datang ke sekitar pemukiman masyarakat?

    Balas
    • Wana Karya Lestari Kemutug Lor

      sedekah alam yang di purwosari itu di sekitar pemukiman, dikarenakan hutannya memang di dekat pemukiman.

      kalau di kami, hutan desa berada di atas di gunung slamet, sedangkan pemukiman di bawah. jadi kami sedekah alamnya dengan cara yang berbeda. di wilayah perhutanan sosial dalam kawasan hutan dengan pengelolaan khusus milik kami desa kemutug lor yang luasnya 247 ha, kami memiliki ruang pemanfaatan seluas 25 ha. Di area inilah kami akan melakukan penanaman pohon produktif yang dapat diambil buahnya. ini yang akan menghidupi kami dan para fauna di sana.

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mungkin Anda tertarik tulisan ini